Senin, 29 Oktober 2012

PERAN PEMUDA DALAM MENEGAKKAN PERADABAN ISLAM

Oleh Suharsono

INISIASI -- Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Sedangkan menurut usia, definisi pemuda berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2009 tentang kepemudaan adalah warga Indonesia yang berusia antara 16 sampai dengan 30 tahun.


Berbicara masalah pemuda berarti berbicara tentang masa depan. Karena pemuda adalah generasi pewaris yang akan mengganti estafeta kepemimpinan sebuah generasi baik dalam keluarga, kelompok, organisasi, bangsa dan negara.

Dalam kaitannya dengan menegakkan peradaban Islam maka peran pemuda muslim pada saat ini yang menjadi penentunya. Di Indonesia yang Islam adalah sebagai mayoritas dengan jumlah penduduk usia muda mencapai 60 juta lebih maka seyogyanya pergerakan Islam di indonesia lebih semarak. Namun apa yang terjadi dengan pemuda muslim Indonesia kini?

Problematika Pemuda
Berbagai permasalahan yang dialami pemuda akhir-akhir ini sungguh sangat memprihatinkan. Pemuda pada masa sekarang ini banyak yang menjauh dari nilai-nilai keislaman. Banyak pemuda muslim yang senantiasa larut dan bangga dengan gaya hidup yang jauh dari nilai-nilai Islam tersebut.
Kita sering menyaksikan pemuda yang suka dengan gaya hidup hedonis dan brutal. Berbagai berita dari media cetak maupun elektronik memberitakan bagaimana para suporter sepak bola yang berujung dengan tewasnya para suporter. Perayaan kalulusan yang dirayakan dengan aksi corat coret dan pawai keliling jalan yang sangat mengganggu keamanan dan kenyamanan pengguna jalan yang lain. Mereka lebih memilih pawai dan coret coret dari pada dengan ungkapan rasa syukur dengan melakukan perbuatan atau kegiatan yang bermanfaat.

Beberapa survei yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan hubungan bebas yang dilakukan oleh pemuda bangsa ini. Pacaran dan hubungan sebelum nikah sepertinya sudah menjadi tren. Dapat kita saksikan jika malam minggu tiba maka dapat dengan mudah kita temui di jalan-jalan pusat keramaian mereka tanpa malu berdua-duaan di depan umum. Pornografi dan pornoaksi yang dapat diakses oleh pemuda dengan mudahnya.

Budaya instan yang semakin merajalela, sehingga demi keuntungan sesaat rela malakukan apa saja. Sehingga dalam proses belajar sering kita jumpai berbagai kecurangan-kecurangan di lembaga pendidikan, skipsi beli sampai ijazah palsu.

Hilangnya jati diri pemuda dan budaya meniru sampai-sampai modernisasi yang diartikan sebagai westernisasi sehingga apa yang ada dan datang dari barat adalah tren. Dengan problematika yang terjadi begitu kompleks maka menjadi tantangan bagi pemuda muslim untuk mewujudkan peradaban yang mulia.

Kuatkan Pertahanan
Dalam menghadapi berbagai gempuran teknologi yang baik maka pemuda harus memiliki pertahanan yang kuat dan memadai. Pertahanan yang paling akhir dalam membendung serangan-serangan itu adalah Iman. Semua yang dilakukan harus berdasarkan logika iman.

Sistem kesadaran dengan selalu melakukan pertanyaan dasar atas apa yang dilakukan, bukan ikut-ikutan. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh pemuda yang telah diabadikan dalam Al Qur’an sebagai berikut :

Allah berfirman di dalam surat al-kahfi ayat 10-13:
“Ingatlah ketika pemuda-pemuda itu mencari perlindungan dalam gua, mereka berdoa : ya tuhan, berilah kami rahmat dari sisimu dan berilah kami petunjuk untuk mengurus diri kami. Kami kabulkan doa mereka dan menutup telinga mereka dalam gua bertahun-tahun. Kemudian kami bangunkan, untuk mengetahui golongan mana yang lebih tepat perhitungannya tentang lama mereka di gua. Kami ceritakan kepadamu (hai muhamad) mereka dengan sebenarnya. Mereka adalah pemuda-pemuda yang betul-betul beriman kepada tuhan dan kami tambah dengan petunjuk.” (QS. Al-Kahfi : 10-13)

Kisah tentang Ashabul Kahfi diatas adalah kisah tentang pemuda yang diabadikan dalam Al Qur’an. Ini adalah kisah para pengikut Isa yang melarikan diri dari kekejaman Romawi untuk mempertahankan tauhid yang mereka anut, mereka di tidurkan selama tiga ratus tahun dan kemudian di bangunkan kembali untuk membuktikan kekuasaan Allah dalam membangkitkan manusia pada hari kiamat kelak. Kisah pemuda yang juga Allah abadikan dalam Al Qur’an adalah kisah keberanian Ibrahim muda terhadap raja Namrud dan kaumnya, sebagaimana terabadikan dalam firman Allah surah Al Anbiya (21) ayat 58 – 60 :

“Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: "Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim." Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.". (QS. Al Anbiya : 58-60)

Yang menarik dalam kisah diatas adalah keteguhan yang dimiliki para pemuda itu dalam mempertahankan keimanannya. Kelompok pemuda Al Kahfi yang meninggalkan hirukpikuk duniawi demi menjaga keselamatan akidahnya yang terancam. Keberanian nabi Ibrahim menentang dan melawan kekejaman raja Namrud demi mempertahan Ideologi yang ia yakini. Dasar keyakinan inilah yang membuat tokoh-tokoh pemuda diatas mempunyai keberanian untuk bertindak.

Apa yang telah digagas dan dilakukan oleh Ust. Abdullah Said adalah sebagai bentuk pertahanan yang sangat memadai. Pendirian kampus-kampus peradaban dengan pelaksanaan dengan mulai menegakkan syariat sebisa mingkin. Manhaj SNW terutama dalam fase Al Alaq sebagai penguatan fondasi berislam dan fase taskiyah.

Membaca Gerak Musuh
Dalam Hal ini tentu kita harus tahu siapa musuh kita dalam peperangan demi menegakkan peradaban Islam. Sehingga apa yang kita lakukan jangan sampai masuk ke perangkap musuh dan iman kita akan kebobolan.

Sebelum turun ke Gelanggang tentu kita harus melakukan pembacaan agar kita tidak salah dalam melangkah. Dalam peperangan dunia modern ini yang merupakan dominannya perang pemikiran (ghoswatul Fikr) maka kita harus tahu betul siapa musuh kita.

Syetan adalah musuh yang nyata :
“…sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al Baqarah :168)
Kemudian apa yang telah dilakukan oleh pengikut-pengikut syetan dengan melakukan makar-makar di muka bumi.

”Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al Baqarah : 120)

Mereka secara terang-terangan maupun secara halus. Mereka melakukan perlawanan dengan perang pemikiran secara halus menyusup melalui 4 S (Story, Sport, Song, Sex) dan 4F (Fashion, Foods, Film & Fun/Games).

Maka kita harus waspada terhadap berbagai bentuk konspirasi yahudi dan nasrani yang ingin menjauhkan umat islam dari Al Qur’an. Berbagai upaya mereka lakukan untuk menggempur ummat islam dari berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, pendidikan, budaya, kesehatan dan lainnya.

Strategi Menyerang
Tentunya kita tidak akan memperoleh suatu kemenangan jika kita tidak melakukan aktualisasi yang nyata guna melawan gempuran musuh-musuh Allah dan menuju tegaknya peradaban Islam. Perintah untuk turun ke gelanggang sebagaimana seruan dalam surah Al Mudatstsir.

Yaitu bagaimana dalam awal langkah kita senantiasa dengan misi untuk membesarkan nama Allah SWT. Titik Tolak langkah kita dalam segala perbuatan semata-mata untuk mengharap karena Allah. Kemudian bagaimana kita harus mensucikan diri dari segala perbuatan maksiat dan persiapan untuk melakukan dengan keikhlasan.

Kemudian persiapkanlah bekal yang memadai agar kita bisa memperoleh kemenangan. Oleh karena itu Pemuda harus mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh untuk melawan berbagai serangan perang pemikiran dan ekonomi yang semakin kompleks. Jika sekarang kita kalah dalam bidang ekonomi maka kita harus mempersiapkan diri dengan menggali Al Qur’an guna membuat konsep perekonomian yang akan mensejahterakan ummat.

Jika sekarang kita kalah dalam bidang teknologi dan pendidikan maka menjadi tugas kita sebagai generasi muda untuk terus berusaha agar kita bisa unggul. Begitu juga dengan aspek-aspek yang lain maka ummat Islam harus unggul sebagaimana pada masa kekhalifahan Islam jaya.

Pemuda harus mampu mewujudkan nilai Al Qur’an dalam segala aspek kehidupan dengan terus mempelajari dan menggali makna yang tersurat dan tersirat. Maka marilah kita mulai dengan tugas, latar belakang dan kemampuan kita dengan prinsip “Think big, Begin with small (but many), Act now, Learning by Doing, doing by improving, & Practice make Perfetc”.

Kita wujudkan generasi yang berprestasi, kompetitif, aktif kreatif berbasis kepada Al Qur’an dan Sunnah. Kita mulai dengan mengajak kaum muda untuk bersama-sama memakmurkan masjid. Sebagai bentuk merekontruksi system dakwah sebagaimana yang Rosulullah lakukan ketika berhijrah ke Madinah.

*Disampaikan dalam acara Coffe Morning Civilization (CMC) INISIASI Hidayatullah pekanan di Masjid Ummul Qura’ PPH Depok, Jabar, Sabtu pagi,9 Juni 2012.



Referensi :
1. Al Quran
2. Mencetak Kader, Manshur Salbu, Hidayatullah Publishing, Juni 2009
3. Mencerdaskan Anak, Suharsono, Inisiasi Press,
4. Dialog Pemuda dalam Membangun Bangsa, Kemenpora RI, 2009.